AS Setujui Perjanjian Dagang Baru dengan China
langgananinfo.com –Amerika Serikat dan China resmi menandatangani perjanjian dagang yang bertujuan meredakan ketegangan hubungan bilateral. Kesepakatan ini dihasilkan setelah pembicaraan intens di London dan mengatur pembatalan beberapa pembatasan ekspor impor yang selama ini memicu konflik. Langkah ini diharapkan membuka era baru kerja sama ekonomi kedua negara.
“Baca Juga: Nike Kurangi Produksi di China untuk Antisipasi Tarif Impor AS”
Juru Bicara Kementerian Perdagangan China mengonfirmasi bahwa kedua pihak sudah mengonfirmasi rincian kerangka kerja perjanjian. China akan menyetujui ekspor barang yang memenuhi syarat, sedangkan AS akan menghapus pembatasan perdagangan terhadap China. Ini merupakan implementasi dari komitmen bersama untuk menstabilkan hubungan dagang dan mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara. Langkah ini juga bertujuan memperkuat kepercayaan antara kedua pemerintah dan mengurangi ketegangan yang sempat mempengaruhi pasar global. Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan arus perdagangan dapat berjalan lebih lancar dan stabil di masa depan.
Salah satu poin penting perjanjian ini adalah komitmen China memasok tanah jarang, bahan strategis untuk teknologi seperti turbin angin dan pesawat. Tanah jarang merupakan elemen vital dalam produksi berbagai perangkat teknologi tinggi, termasuk kendaraan listrik, sistem pertahanan, dan elektronik konsumen. Kesepakatan ini mengkodifikasi persyaratan yang disepakati dalam pembicaraan sebelumnya di Jenewa dan menjadi langkah kunci untuk menjaga rantai pasok global tetap lancar. Dengan jaminan pasokan tanah jarang, kedua negara berupaya mengurangi ketegangan perdagangan sekaligus memperkuat keamanan nasional melalui stabilitas pasokan bahan penting tersebut.
Langkah ini juga diharapkan mendorong perkembangan teknologi ramah lingkungan dan inovasi industri di masa depan. Selain itu, adanya transparansi dan pengawasan dalam implementasi perjanjian ini penting untuk memastikan kedua pihak memenuhi komitmen mereka secara konsisten dan adil.
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyatakan perjanjian ini telah ditandatangani pada 24 Juni 2025. Selain China, AS juga berencana meneken kesepakatan dengan mitra dagang utama lain seperti India. Presiden Trump menyebut hasil ini sebagai pencapaian besar yang akan mengurangi tarif dan memperkuat posisi ekonomi AS. Kesepakatan ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan dagang bilateral serta menciptakan stabilitas pasar global yang lebih baik, sekaligus membuka peluang investasi dan ekspansi perdagangan lintas negara di masa mendatang. Pemerintah AS juga fokus memperkuat kerja sama dalam sektor teknologi dan energi terbarukan.
“Baca Juga: China Beri Subsidi untuk Warganya yang Beli iPhone Baru”
Kesepakatan ini menjadi sinyal positif bagi stabilitas perdagangan global, meski masih ada ketidakpastian terkait detail implementasi, khususnya soal ekspor magnet tanah jarang. Kedua negara berkomitmen melanjutkan dialog dan kerja sama untuk meminimalkan risiko ekonomi dan mendukung pertumbuhan industri strategis di masa depan.