Langganan info – PT Pupuk Indonesia (Persero) menghadapi sejumlah kendala yang signifikan dalam proses penyaluran pupuk subsidi. Hingga 15 Juni 2024, dari total alokasi 9,5 juta ton, baru tersalurkan 2,8 juta ton pupuk subsidi. Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, menyampaikan hal ini dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI pada Rabu (19/6/2024).
Rahmad Pribadi mengidentifikasi lima masalah utama yang mempengaruhi penyaluran pupuk subsidi.[1] Pertama, sekitar 58% petani yang terdaftar dalam portal penyaluran (e-RDKK) belum menebus pupuknya hingga Mei 2024, kemungkinan karena perlu pembaruan data dan sosialisasi yang lebih intensif.
“Kami telah memulai program ‘PI menyapa’ untuk mendekati petani secara langsung. Program ini bertujuan untuk mengatasi kendala seperti petani yang merasa alokasi pupuknya terlalu kecil atau biaya penebusan yang terlalu tinggi,” ungkap Rahmad.
“Baca juga: Ada 4 Waktu ‘Terlarang’ untuk Minum Kopi, Ini Dampaknya“ [3]
Kendala kedua adalah lambatnya penerbitan surat keputusan (SK) dari pemerintah daerah, seperti Gubernur dan Bupati.[2] Masalah ketiga muncul dari syarat administratif di tingkat kelurahan yang meminta petani untuk menunjukkan sertifikat tanah.
“Beberapa kebijakan di tingkat daerah, misalnya mengharuskan petani untuk menunjukkan sertifikat tanah, menghambat proses penyaluran pupuk. Variasi masalah ini perlu perhatian khusus untuk diperbaiki,” tambahnya.
Masalah keempat adalah kehati-hatian berlebihan dari para kios dalam proses penyaluran, mengingat potensi koreksi yang bisa menimbulkan beban finansial. Koreksi terhadap penyaluran pupuk subsidi telah mencapai Rp 15,6 miliar, dengan jumlah terbesar terjadi di Jawa Timur.
“Simak juga: Kesiapan Stok Energi Menjelang Libur Iduladha“ [5]
“Perbedaan pemahaman antara pemerintah daerah dan kami di Jakarta sering kali menghambat proses, terutama dalam menerapkan petunjuk teknis (juknis).[4] Hal ini membuat kios dan distributor berhati-hati, yang pada akhirnya memperlambat proses penebusan,” jelas Rahmad.
Kendala kelima yang dihadapi adalah perubahan musim yang memengaruhi pola tanam di beberapa wilayah, menjadi faktor tambahan yang mempengaruhi distribusi pupuk subsidi.
Dengan mengidentifikasi dan mencoba mengatasi berbagai kendala ini, PT Pupuk Indonesia (Persero) berharap dapat meningkatkan efisiensi dan kecepatan dalam penyaluran pupuk subsidi, serta mendukung keberhasilan program pertanian nasional.
Sumber Informasi
[1] https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7397433/bos-pupuk-indonesia-ungkap-biang-kerok-penyaluran-pupuk-subsidi-tersendat
[2] https://headtopics.com/id/bos-pupuk-indonesia-ungkap-biang-kerok-penyaluran-pupuk-54463974
[3] https://isicerita.com/informasi/ada-4-waktu-terlarang-untuk-minum-kopi-ini-dampaknya/
[4] https://www.pupuk-indonesia.com/media-info/491/detail
[5] https://jangkauaninfo.com/berita/komisaris-dan-direktur-utama-pertamina/