langgananinfo.com – Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, menyampaikan bahwa program Koperasi Merah Putih dapat menyediakan kredit lebih dari Rp 3 miliar. Besaran anggaran ini akan disesuaikan dengan kebutuhan program dan proposal bisnis koperasi yang diajukan. “Bisa juga lebih [Rp 3 miliar] manakala dibutuhkan sesuai dengan proposal bisnisnya,” ujar Budi Arie saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Senin (26/5).
“Baca Juga: Kejagung Geledah Apartemen Stafsus Eks Mendikbudristek”
Pembiayaan Masih Dibahas dengan Otoritas Terkait
Budi Arie menegaskan bahwa meskipun dana besar telah dialokasikan untuk mendukung program Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes), proses pencairan dan pemanfaatannya tetap harus mengikuti prosedur dan regulasi yang ketat. Ia menyebutkan bahwa pembahasan teknis mengenai skema pembiayaan sedang dilakukan bersama Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, serta Danantara sebagai mitra pelaksana.
Tujuan dari diskusi tersebut adalah memastikan dana yang digelontorkan benar-benar menjangkau koperasi yang layak dan sesuai dengan proposal bisnis yang diajukan. Selain itu, skema yang dirancang juga harus mampu mendorong keberlanjutan koperasi dan menghindari potensi penyalahgunaan dana.
Kopdes Merah Putih Tidak Tumpang Tindih dengan BUMDes
Budi Arie menjelaskan bahwa peran Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes). Dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebenarnya saling melengkapi bukan saling bersaing. Menurutnya, Kopdes hadir sebagai wadah ekonomi milik warga desa secara langsung, sementara BUMDes dikelola oleh pemerintah desa untuk menjalankan program-program pembangunan dan ekonomi desa. Ia menekankan bahwa keberadaan keduanya justru dapat menciptakan sinergi dalam memperkuat ekonomi desa. Dengan fungsi dan kepemilikan yang berbeda. Kopdes dan BUMDes diharapkan mampu memperluas jangkauan pelayanan dan memberdayakan masyarakat secara lebih menyeluruh dan merata.
Kopdes Merah Putih Tidak Akan Mengganggu Warung Kecil
Budi Arie menekankan bahwa tujuan utama dari Kopdes Merah Putih adalah memperkuat ekonomi desa melalui pemberdayaan warga. Bukan mengambil alih peran usaha kecil yang sudah ada. Ia menjelaskan bahwa koperasi ini justru dirancang untuk melibatkan pelaku usaha kecil. Seperti pemilik warung, dalam ekosistem ekonomi desa yang inklusif.
Sinergi yang dibangun diharapkan menciptakan jaringan usaha yang saling mendukung, bukan bersaing. Oleh karena itu, Budi mendorong masyarakat untuk melihat koperasi ini sebagai mitra strategis yang bisa meningkatkan skala usaha mereka melalui akses pembiayaan, pelatihan usaha, dan dukungan pasar yang lebih luas.
“Baca Juga: KPK Sita Rp24 Miliar dan 7 Bidang Tanah Terkait Kasus PGN”
Ajakan Untuk Hilangkan Ketakutan dan Keraguan
Budi Arie juga menekankan pentingnya membangun kepercayaan terhadap program ini sebagai bagian dari upaya memperkuat ekonomi kerakyatan. Ia berharap masyarakat dapat melihat peluang besar yang ditawarkan oleh Kopdes Merah Putih dan bersedia terlibat aktif demi mendorong pertumbuhan ekonomi desa yang inklusif dan berkelanjutan.