Wall Street Ditutup Campuran, Fokus ke AS-China
langgananinfo.com – Indeks utama saham Amerika Serikat (AS) mencatat penutupan yang bervariasi pada perdagangan Jumat, 9 Mei 2025. Pergerakan ini mencerminkan sikap hati-hati investor menjelang pertemuan penting antara Amerika Serikat dan China di Jenewa. Pertemuan tersebut diharapkan menghasilkan kemajuan dalam pembicaraan dagang yang telah lama menjadi sumber ketidakpastian pasar.
“Baca Juga: Kemensos Bantu Korban Tanah Bergerak di Brebes”
Pada perdagangan Senin, 12 Mei 2025, indeks utama Wall Street mengalami pergerakan bervariasi. Dow Jones Industrial Average turun 119,07 poin atau 0,29% menjadi 41.249,38. S&P 500 melemah 4,03 poin atau 0,07% ke level 5.659,91, sementara Nasdaq Composite naik 0,78 poin menjadi 17.928,92. Pergerakan yang bervariasi ini mencerminkan ketidakpastian pasar menjelang pertemuan penting antara pejabat tinggi AS dan China.
Investor tengah menunggu hasil pertemuan antara Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Kepala Negosiator Perdagangan AS Jamieson Greer, dan Kepala Ekonomi China He Lifeng. Pertemuan tersebut diadakan di Jenewa, Swiss, pada Sabtu, 10 Mei 2025. Pertemuan ini menjadi perhatian utama pasar karena dapat mempengaruhi hubungan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa ia akan mempertimbangkan penurunan tarif impor untuk produk-produk asal China menjadi 80% dari tarif sebelumnya yang mencapai 145%. Trump menyatakan, “Tarif 80% sepertinya tepat.” Sinyal pemotongan tarif ini memberikan harapan positif di pasar, meskipun ketidakpastian masih ada.
Selama sepekan 5-9 Mei 2025, S&P 500 turun 0,5%, Dow turun 0,2%, dan Nasdaq turun 0,3%. Indeks MSCI global naik tipis 0,11%, namun diperkirakan mengalami penurunan sekitar 0,3% untuk minggu lalu. Indeks dolar AS melemah 0,28% menjadi 100,37. Sementara itu, euro dan poundsterling masing-masing menguat terhadap dolar AS.
“Baca Juga: VinFast VF6 Resmi Meluncur di RI, Hadir Tantang Jetour T2″
Imbal hasil obligasi Treasury AS menunjukkan perubahan tipis pada perdagangan terakhir, mencerminkan sentimen pasar yang masih tidak pasti. Para investor kini memusatkan perhatian pada pembicaraan perdagangan yang berlangsung antara AS dan China, yang dianggap dapat memengaruhi kebijakan ekonomi global.
Imbal hasil obligasi acuan AS 10 tahun tercatat naik 1,3 basis poin menjadi 4,386%, dari posisi sebelumnya 4,373% pada Kamis sore, 8 Mei 2025. Sementara itu, imbal hasil obligasi 30 tahun juga naik 1,3 basis poin menjadi 4,8444%. Meskipun terdapat kenaikan pada obligasi jangka panjang, pergerakan ini tidak signifikan mengingat volume perdagangan yang lebih tipis dari biasanya.
Namun, imbal hasil obligasi jangka pendek menunjukkan kecenderungan yang berbeda. Imbal hasil obligasi 2 tahun, yang biasanya mencerminkan ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve, justru turun 0,8 basis poin menjadi 3,887%. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada Kamis sore, yaitu 3,895%.
Ketidakpastian terkait pembicaraan dagang antara AS dan China tetap membayangi pasar. Para investor menunggu perkembangan lebih lanjut mengenai potensi kesepakatan atau kemajuan dalam pembicaraan yang dapat memberikan dampak besar terhadap kebijakan moneter dan arah pasar global. Dengan volume yang lebih rendah, sentimen pasar cenderung berhati-hati dan menunggu kepastian lebih lanjut dari hasil pertemuan tersebut.