Langganan info – Seiring dengan pesatnya adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI), kebutuhan akan data center mengalami lonjakan yang signifikan. Dalam lima tahun ke depan, permintaan AI data center diperkirakan akan melonjak 2,5 kali lipat dari 57 Giga Watt (GW) menjadi 152 GW. Indonesia, dengan sumber daya alam yang melimpah, berpotensi memainkan peran kunci dalam memenuhi kebutuhan global ini dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut Dirgayuza Setiawan, Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa Prabowo Subianto, perusahaan hyperscaler global seperti Microsoft, Apple, dan Amazon berkomitmen untuk menggunakan energi terbarukan mulai tahun 2030. Mereka juga bersedia membayar harga premium untuk energi tersebut. “Indonesia memiliki potensi sumber daya terbarukan yang sangat besar,” jelas Dirgayuza dalam acara Indotelko di Jakarta.
“Baca juga: Serangan Siber, Memanfaatkan AI untuk Melawan”
Dirgayuza mencatat beberapa sumber energi terbarukan yang tersedia di Indonesia, seperti:
“Potensi ini bisa mendukung permintaan global untuk data center yang mengutamakan energi hijau,” tambahnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, Meta (induk dari Facebook, WhatsApp, dan Instagram) mengumumkan investasi besar di bidang geothermal, menyerap 13 GW dari 57 GW yang dibutuhkan. Ini membuka peluang besar bagi perusahaan geothermal Indonesia untuk menjalin perjanjian pembelian langsung. “Ada peluang besar untuk perjanjian pembelian langsung dari perusahaan geothermal di Jawa dan Sumatera,” kata Dirgayuza.
Keberadaan potensi besar dalam energi panas bumi juga membuka pintu bagi investasi global, terutama di tengah persaingan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang juga sedang mengembangkan pasar data centernya.
“Simak juga: FB Pro, Fitur Baru Facebook untuk Menghasilkan Uang”
CEO DCI Indonesia, Otto Toto Sugiri, menyatakan bahwa pengembangan data center tidak hanya memenuhi kebutuhan global tetapi juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. “Semua pelaku industri global sangat memperhatikan keamanan pasokan listrik. Harga yang kompetitif, dan jaminan energi hijau karena target carbon neutral 2060,” ucapnya.
Otto Toto menekankan bahwa AI memerlukan data dalam jumlah besar untuk berfungsi dengan baik. Dengan populasi yang besar dan data yang melimpah, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pusat pengembangan data center dan AI global. “AI tanpa data itu tidak berguna. Indonesia harus memanfaatkan kapasitas data besar yang dimilikinya,” tambahnya.
Dengan sumber daya alam yang melimpah dan kebutuhan global yang terus meningkat. Indonesia berada di posisi strategis untuk menjadi pemimpin dalam industri data center dan AI.