Langganan info – Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX serta salah satu tokoh paling dikenal di dunia teknologi dan bisnis, baru-baru ini mendapat predikat yang mengejutkan dari seorang politisi ternama Skotlandia. Humza Yousaf, mantan Menteri Pertama Skotlandia dan saat ini merupakan politisi terkemuka di Skotlandia, menyebut Musk sebagai salah satu orang paling berbahaya di Bumi. Pandangan ini muncul setelah Musk terlibat dalam sejumlah kontroversi, terutama terkait dengan penyebaran misinformasi dan teori konspirasi di media sosial.
Dalam penampilan publiknya di Edinburgh Festival Fringe baru-baru ini, Humza Yousaf mengungkapkan kekhawatirannya tentang pengaruh yang dimiliki Elon Musk. Yousaf menyebut Musk sebagai individu yang menggunakan kekayaan dan pengaruhnya untuk menyebarkan informasi yang menyesatkan dan teori konspirasi yang berbahaya.
“Baca juga: Solar PV Menuju Emisi Gas Rumah Kaca yang Lebih Rendah”
Menurut Yousaf, “Dia adalah salah satu orang paling berbahaya di planet ini. Tidak ada seorang pun yang bisa meminta pertanggungjawaban darinya, dia memiliki kekayaan yang sangat besar di ujung jarinya dan dia menggunakannya untuk melakukan kejahatan paling picik yang pernah saya lihat.” Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran mendalam Yousaf mengenai dampak dari perilaku Musk di media sosial.
Dalam beberapa pekan terakhir, Elon Musk telah aktif mengomentari situasi politik di Inggris, khususnya setelah tragedi penusukan yang menewaskan tiga anak perempuan di Southport. Insiden tersebut memicu kerusuhan di beberapa kota di Inggris dan menarik perhatian luas, termasuk dari Musk.
Musk menggunakan platform media sosialnya, Twitter (sekarang dikenal sebagai X), untuk mengungkapkan pandangannya tentang situasi tersebut. Dalam salah satu cuitannya, Musk menyebut Perdana Menteri Inggris Keir Starmer sebagai “two-tier Keir” dan memperingatkan bahwa Inggris mungkin menghadapi ancaman perang sipil akibat kerusuhan yang didalangi oleh kelompok sayap kanan dan anti-Muslim. Ucapan ini mengundang reaksi keras dan kontroversi di kalangan publik dan pejabat.
“Simak juga: Secret Number Tiket Konser, pasSworLd Concert Hampir Sold Out
Lebih lanjut, kontroversi Musk semakin memanas ketika ia membagikan sebuah hoax di akun X-nya. Musk me-repost sebuah cuitan yang menyebarluaskan judul berita palsu yang mengklaim Perdana Menteri Keir Starmer merencanakan kamp di Pulau Falkland untuk memenjarakan para perusuh yang terlibat dalam kerusuhan baru-baru ini. Berita tersebut terbukti tidak benar dan segera dihapus setelah beberapa jam diunggah.
Yousaf juga menyoroti bagaimana Musk, yang dikenal sebagai individu yang sangat pintar dan melek teknologi. Seharusnya dapat memverifikasi klaim-klaim yang dia sebarkan. Namun, Yousaf berpendapat bahwa Musk memilih untuk tidak melakukan verifikasi tersebut, yang menurutnya menunjukkan kurangnya tanggung jawab dalam penggunaan platform media sosial yang sangat berpengaruh.
Buntut dari penyebaran misinformasi dan hasutan di media sosial. Menteri Teknologi Inggris, Peter Kyle, telah mengambil langkah untuk menangani masalah ini. Kyle mengadakan pertemuan dengan para pemimpin platform media sosial besar, termasuk TikTok, Meta (Facebook), Google, dan X. Untuk mendiskusikan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengurangi penyebaran konten berbahaya.
Kyle menyatakan, “Ada sejumlah besar konten beredar yang harus segera ditangani oleh platform. Berbagai perusahaan mengambil pendekatan berbeda dan saya harap platform memastikan mereka yang ingin menyebarkan kebencian secara daring tidak difasilitasi dan tidak punya tempat untuk bersembunyi.” Pernyataan ini mencerminkan tekad pemerintah Inggris untuk mengatasi masalah misinformasi dan kebencian di media sosial secara efektif.
Pernyataan Humza Yousaf dan reaksi terhadap tindakan Elon Musk di media sosial menunjukkan betapa pentingnya peran tanggung jawab yang dimiliki oleh individu-individu berpengaruh dalam masyarakat. Musk. Sebagai salah satu tokoh yang memiliki platform besar dan pengaruh luas. Diharapkan dapat memanfaatkan posisinya dengan lebih bertanggung jawab. Terutama ketika berhadapan dengan isu-isu sensitif yang dapat mempengaruhi opini publik dan stabilitas sosial.
Kontroversi ini juga menyoroti kebutuhan mendesak untuk regulasi yang lebih ketat dan langkah-langkah preventif di platform media sosial. Untuk mencegah penyebaran informasi yang menyesatkan dan provokasi yang dapat mengarah pada kekerasan atau ketidakstabilan. Seiring berjalannya waktu, penting bagi semua pihak untuk terus memantau dan mengevaluasi. Dampak dari penggunaan media sosial dalam konteks informasi dan keamanan publik.