Langganan info – Dalam antisipasi terhadap ancaman perang, Jerman telah merencanakan pembangunan bunker baru sebagai bagian dari strategi perlindungan sipil mereka. Tidak hanya perusahaan yang membangun ruang perlindungan pribadi, seperti BSSD Defense di Berlin. Melihat lonjakan dalam permintaan untuk sistem-sistem ini, tetapi juga pemerintah Jerman sendiri tengah mengembangkan konsep-konsep baru untuk meningkatkan perlindungan terhadap penduduknya.[1]
Perusahaan BSSD Defense, yang terkenal dengan “sistem ruang perlindungan” mereka, telah mencatat peningkatan signifikan dalam permintaan, terutama setelah peristiwa pandemi COVID-19 dan invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. Mario Piejde, direktur teknis BSSD, menyatakan bahwa permintaan semakin meningkat karena kekhawatiran akan keamanan yang semakin mendesak. “Kami menerima lebih banyak panggilan dari masyarakat umum, pemadam kebakaran, dan pemerintah lokal,” ujarnya. “Ini menunjukkan bahwa orang-orang kini lebih serius dalam mempersiapkan diri mereka terhadap kemungkinan konflik yang tidak terduga.”
“Baca juga: Mega Pabrik Frisian Flag, Meningkatkan Pasokan Susu dari Ribuan Peternak Sapi“ [2]
Di samping inisiatif swasta seperti ini, pemerintah Jerman juga sedang aktif dalam memperbarui infrastruktur perlindungan sipil mereka. Pada konferensi baru-baru ini di Potsdam, Kementerian Dalam Negeri Federal menyampaikan laporan mengenai rencana untuk pengembangan konsep perlindungan modern bagi penduduk Jerman.[3] Laporan ini menjadi sangat penting mengingat hanya sedikit bunker peninggalan era Perang Dingin yang masih berfungsi, dan perluasan infrastruktur perlindungan menjadi salah satu prioritas.
Asosiasi Kota dan Kotamadya Jerman, yang mewakili 14.000 dewan lokal, bahkan telah meminta pemerintah federal untuk mengalokasikan dana besar, sekitar €10 miliar selama 10 tahun ke depan, untuk menghidupkan kembali dan memodernisasi bunker-bunker yang ada. Ini adalah langkah yang penting mengingat perlunya meningkatkan kesiapan terhadap berbagai ancaman yang mungkin timbul di masa depan.
“Simak juga: Pertamina Hulu Energi Memimpin Proyek Strategis di Wilayah Timur Indonesia dengan Keberhasilan Survei Seismik 3D“ [4]
Namun, sejumlah pakar dan analis, seperti Hans-Walter Borries dari Institut Studi Ekonomi dan Keamanan FIRMITAS di Universitas Witten. Menyoroti bahwa pembangunan bunker besar mungkin tidak lagi menjadi solusi yang efektif. Dalam era senjata modern yang lebih canggih, ancaman seperti serangan nuklir dapat mengakibatkan kerusakan yang sangat besar. Membuat perlindungan terpusat kurang relevan. Borries menyarankan agar lebih banyak investasi dialokasikan untuk sistem peringatan dini dan pelatihan bencana alam.[5] Yang mungkin lebih bermanfaat dalam menghadapi berbagai ancaman yang mungkin terjadi.
Kesimpulannya, meskipun perlindungan terhadap ancaman perang tetap menjadi prioritas bagi Jerman. Pendekatan yang seimbang antara infrastruktur perlindungan tradisional dan inovasi dalam manajemen risiko tampaknya menjadi kunci dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan masyarakat di masa depan.
[1] https://m.tribunnews.com/internasional/2024/07/02/antisipasi-perang-jerman-rencanakan-bangun-bunker-baru?page=2
[2] https://isicerita.com/informasi/mega-pabrik-frisian-flag-meningkatkan-pasokan-susu-dari-ribuan-peternak-sapi/
[3] https://international.sindonews.com/newsread/1309191/41/takut-perang-dunia-iii-pecah-warga-jerman-diminta-bangun-bunker-sendiri-1706446894
[4] https://bahasinfo.net/informasi/pertamina-hulu-energi-memimpin-proyek-strategis-di-wilayah-timur-indonesia-dengan-keberhasilan-survei-seismik-3d/
[5] https://www.cnbcindonesia.com/news/20240609193248-4-545088/takut-pecah-perang-2029-jerman-siapkan-recana-darurat/amp