Langganan info – Roti Aoka, salah satu produk roti dari PT Indonesia Bakery Family (IBF) yang berbasis di Bandung, mendapat sorotan tajam dalam beberapa bulan terakhir. Kontroversi muncul setelah dilaporkan bahwa beberapa sampel roti Aoka mengandung Sodium Dehydroacetate. Sebuah bahan pengawet yang sering digunakan dalam produk kosmetik karena sifatnya yang anti mikroba. Namun, penggunaannya dalam makanan menimbulkan pertanyaan serius akan potensi dampak kesehatannya.
Menanggapi tuduhan ini, PT IBF dengan tegas membantah bahwa mereka menggunakan Sodium Dehydroacetate dalam proses produksi roti Aoka. Asep Nur Akhman, perwakilan humas PT IBF, mengklaim bahwa semua produk roti Aoka yang diproduksi telah melewati pengujian ketat dan telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Klarifikasi ini dikeluarkan sebagai upaya untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap produk mereka.
“Baca juga: Mengintip Inovasi Transportasi Kereta Tanpa Rel dari China Menuju IKN”
Namun, hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh PT SGS Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang testing dan inspeksi, menunjukkan temuan yang berbeda. Berdasarkan dokumen yang diterima dari Agustus 2023 hingga Mei 2024, beberapa sampel roti. Termasuk merek RA dan RO yang diproduksi oleh PT IBF, terbukti mengandung Sodium Dehydroacetate dalam konsentrasi yang signifikan. Roti merek RA terdeteksi mengandung 235 mg/kg, sementara roti merek RO bahkan mencapai 345 mg/kg.
Kontroversi ini tentu saja mengundang reaksi beragam dari masyarakat. Sebagian besar konsumen menjadi waspada terhadap informasi yang beredar dan mempertanyakan kembali keamanan produk roti Aoka yang selama ini mereka konsumsi. Di sisi lain, pihak berwenang, termasuk BPOM, masih belum memberikan tanggapan resmi yang jelas terkait isu ini. Meskipun telah dihubungi oleh media untuk klarifikasi lebih lanjut.
“Simak juga: Mengungkap Gejala Diabetes pada Malam Hari, Tanda-tanda yang Perlu Diwaspadai”
Kisruh seputar roti Aoka menyoroti pentingnya transparansi dan ketelitian dalam industri makanan. Kepercayaan konsumen sangat tergantung pada informasi yang jelas dan akurat mengenai kandungan produk yang mereka beli dan konsumsi. Kasus ini juga menunjukkan perlunya pengawasan yang ketat terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam makanan. Terutama bahan-bahan yang memiliki potensi dampak kesehatan.
Dalam jangka panjang, PT IBF perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi dampak negatif dari kontroversi ini. Komunikasi yang lebih terbuka dengan konsumen dan otoritas terkait, serta peningkatan dalam proses pengujian dan pengawasan mutu. Dapat membantu memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap produk roti Aoka. Sementara itu, masyarakat pun diharapkan untuk tetap waspada dan kritis. terhadap informasi yang beredar, serta mendukung langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kualitas dan keamanan produk makanan yang dikonsumsi sehari-hari.