langgananinfo.com – Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa delapan orang tewas akibat serangan Israel di Beirut, termasuk lima anak-anak dan seorang komandan senior Hizbullah. Serangan tersebut terjadi di ibu kota Lebanon dan menyebabkan kerusakan signifikan, terutama di wilayah selatan Beirut. Selain korban tewas, sebanyak 59 orang dilaporkan mengalami luka-luka. Dari jumlah tersebut, delapan di antaranya berada dalam kondisi kritis. Ini telah meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut, terutama antara Israel dan kelompok Hizbullah.
” Baca Juga: Budi Gunadi Bicara soal Isu Calon Menkeu “
Menurut laporan dari Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), lima anak-anak menjadi korban dalam serangan yang menghantam sebuah gedung di Jalan Jamous, wilayah selatan Beirut. Serangan ini menargetkan daerah yang padat penduduk, sehingga menyebabkan kerugian besar, baik dari segi nyawa maupun infrastruktur. Korban tewas akibat serangan ini awalnya dilaporkan berjumlah tiga orang, namun setelah penyelidikan lebih lanjut, jumlah korban tewas bertambah menjadi delapan.
Militer Israel, melalui pernyataan resminya, mengklaim bahwa serangan yang dilakukan merupakan serangan terarah di wilayah selatan Beirut. Namun, militer Israel tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai target spesifik dari serangan tersebut. Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah, yang selama bertahun-tahun sering kali terlibat dalam konfrontasi di wilayah perbatasan Lebanon-Israel.
Setelah serangan yang menghantam Beirut, Hizbullah merespons dengan menembakkan sedikitnya 140 roket ke arah Israel dari Lebanon selatan. Hizbullah, kelompok bersenjata yang berpengaruh di Lebanon dan didukung oleh Iran, telah lama menjadi lawan utama Israel di kawasan tersebut. Serangan balasan ini menandai eskalasi baru dalam konflik yang telah berlangsung lama antara kedua belah pihak. Memperburuk situasi keamanan di Lebanon dan Israel.
” Baca Juga: Plt Kadis Muba Jadi Tersangka Kasus Pelecehan “
Serangan roket Israel di Beirut tidak hanya menargetkan lokasi-lokasi strategis, tetapi juga menimbulkan korban di kalangan warga sipil. Lima anak yang menjadi korban dalam serangan ini menggarisbawahi risiko besar yang dihadapi penduduk sipil di tengah konflik bersenjata. Dengan 59 orang terluka dan delapan di antaranya dalam kondisi kritis. Serangan ini semakin memperparah kondisi kemanusiaan di Lebanon, yang sudah menghadapi krisis ekonomi dan politik.