Langganan info – Pada Rabu (26/6/2024), Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya, Jawa Timur. Mengalami serangan ransomware yang mengakibatkan eror sistem yang signifikan. Telkomsigma, anak perusahaan Telkom Indonesia yang bertanggung jawab atas pengelolaan PDNS 2, masih dalam proses investigasi untuk menentukan penyebab pasti serangan ini. Termasuk kemungkinan terjadinya human error atau kelalaian manusia.
Herlan Wijanarko, Direktur Network & IT Solution Telkom Indonesia, menjelaskan bahwa saat ini sedang dilakukan audit forensik oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Untuk mengungkap penyebab sebenarnya dari serangan ini.[1] “Kami yakin ini serangan ransomware, yang mana insiden semacam ini semakin meningkat dari tahun ke tahun,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta.
“Baca juga: Heikal Safar Mendorong Percepatan Pembentukan Badan Gizi Nasional“ [2]
Saat ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Telkom Indonesia dan BSSN sedang aktif dalam proses pemulihan PDNS 2. Data yang terkena serangan ransomware dikonfirmasi tidak dapat dipulihkan lagi. Namun upaya sedang dilakukan untuk memulihkan layanan bagi tenant yang memiliki backup data.
“Ada sekitar 44 tenant yang telah kami identifikasi memiliki backup data. Mereka sedang kami hubungi dan kami upayakan untuk mengaktifkan kembali layanan mereka melalui sumber daya temporary yang tersedia,” tambah Herlan.[1] Sementara itu, tenant lainnya yang tidak memiliki backup akan diberikan environment baru sebagai pengganti PDNS 2 yang terkunci.
Wamenkominfo Nezar Patria menyatakan bahwa insiden ini menjadi pelajaran penting bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan keamanan digital di masa depan. “Kita harus memastikan bahwa transformasi digital kita lebih aman dan tidak terpengaruh oleh insiden serupa di masa yang akan datang,” ucapnya dengan tegas.
Nezar juga menekankan pentingnya langkah-langkah mitigasi yang harus segera diambil untuk menghadapi ancaman serangan siber yang semakin kompleks.[3] “Serangan siber merupakan salah satu risiko global terbesar saat ini, dan setiap negara harus mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi data dan infrastruktur mereka,” tambahnya.
“Simak juga: Sorotan ICW Terhadap Penyaluran Dana BOS Di Banjarbaru“ [4]
Di tengah kemajuan teknologi dan keterhubungan internet yang semakin luas. Keamanan cyber menjadi isu yang mendesak untuk diselesaikan oleh masyarakat global.[5] Nezar memastikan bahwa Indonesia telah mengadopsi standar-standar keamanan yang relevan. Namun tantangan baru akan terus muncul dan memerlukan respons yang cepat dan efektif dari semua pihak terkait.
Dalam konteks ini, kesadaran akan pentingnya keamanan siber harus ditingkatkan di semua tingkatan, baik dari pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat umum. Langkah-langkah preventif dan reaktif yang efektif menjadi kunci untuk melindungi Indonesia dari ancaman siber yang semakin canggih dan merugikan.
[1] https://m.tribunnews.com/bisnis/2024/06/26/pusat-data-nasional-diserang-ransomware-telkom-belum-bisa-pastikan-karena-human-error?page=2
[2] https://isicerita.com/informasi/heikal-safar-mendorong-percepatan-pembentukan-badan-gizi-nasional/
[3] https://halloindo.com/tribunnews/pusat-data-nasional-diserang-ransomware-telkom-belum-bisa-pastikan-karena-human-error
[4] https://bahasinfo.net/informasi/sorotan-icw-terhadap-penyaluran-dana-bos-di-banjarbaru/
[5] https://nasional.kompas.com/read/2024/06/26/10171821/pdn-diretas-ombudsman-yang-produksi-ransomware-ini-harus-dicari-dan