langgananinfo.com – Perundingan damai antara Rusia dan Ukraina dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 15 Mei, di Istanbul, Turki. Pertemuan ini bertujuan untuk membuka jalan menuju gencatan senjata dalam konflik yang telah berlangsung sejak Februari 2022. Meski awalnya diharapkan menjadi titik balik penting, absennya dua tokoh besar dunia—Presiden Rusia Vladimir Putin dan mantan Presiden AS Donald Trump—telah menurunkan ekspektasi terhadap hasil yang bisa dicapai dalam forum ini.
“Baca Juga: Intip 4 Bisnis Sukses Milik Hotman Paris di Luar Hukum”
Putin Tunjuk Delegasi, Batal Hadir Langsung
Vladimir Putin sempat mengusulkan perundingan damai tanpa prasyarat dengan Ukraina di Istanbul. Namun, pada Rabu (14/5), Kremlin menyatakan bahwa Putin tidak akan hadir secara langsung. Sebagai gantinya, ia mengutus penasihat kepresidenan Vladimir Medinsky dan Wakil Menteri Pertahanan Alexander Fomin untuk mewakili Rusia dalam perundingan tersebut. Keputusan ini menandai absennya Putin dalam negosiasi langsung sejak perundingan terakhir di Istanbul pada Maret 2022. Ketidakhadiran Putin ini semakin mempertegas bahwa Rusia tidak ingin memberikan konsesi lebih jauh tanpa memastikan hasil yang menguntungkan bagi mereka. Langkah ini menambah ketidakpastian mengenai kelanjutan diplomasi terkait konflik yang terus berlangsung.
Donald Trump Juga Batal Hadir ke Turki
Tak lama setelah kabar ketidakhadiran Putin, pihak Amerika Serikat mengumumkan bahwa Donald Trump juga tidak akan hadir dalam perundingan tersebut. Padahal, Trump sebelumnya mengisyarkan kemungkinan untuk hadir, terutama karena ia pernah mengusulkan gencatan senjata 30 hari antara Rusia dan Ukraina. Ketidakhadiran Trump membuat potensi tekanan diplomatik dari Amerika Serikat terhadap kedua pihak menjadi minim dalam forum ini. Trump, yang sebelumnya menyatakan kesediaannya untuk berperan dalam perundingan damai, kini memilih untuk tidak terlibat langsung. Hal ini semakin mengurangi ekspektasi akan adanya kemajuan signifikan dalam perundingan yang diharapkan dapat mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.
Zelensky Siap Hadiri, Tantang Putin untuk Datang
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memutuskan untuk menghadiri perundingan di Turki, meskipun sebelumnya ia mengatakan hanya akan datang jika Putin hadir. Dalam pernyataannya, Zelensky menantang Putin untuk ikut hadir “jika tidak takut.” Ia juga menyatakan kesediaannya untuk mendukung usulan gencatan senjata sementara dari Trump, yang bertujuan menghentikan konflik bersenjata terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
“Baca Juga: DPR Soroti Risiko Selundupan Emas dari Barang Haji”
Peluang Terobosan Damai Masih Minim
Ketidakhadiran dua tokoh utama—Putin dan Trump—membuat perundingan ini diprediksi tidak akan menghasilkan terobosan besar. Meski ada delegasi resmi dari Rusia dan kehadiran langsung Zelensky, banyak pihak menilai forum ini lebih bersifat simbolis daripada substantif. Perang yang dimulai sejak Februari 2022 masih berlangsung dengan intensitas tinggi, dan kedua belah pihak tetap bersikukuh pada kepentingan strategis masing-masing.